Sabtu, 22 Desember 2018




KENANGAN SATU HARI SATU MALAM YANG MENGESANKAN
BUMI PERKEMAHAN DLUNDUNG
Hai, hari ini saya akan menceritakan kepada kalian sebuah liburan singkat yang mengesankan dan memiliki kenangan yang indah di masa-masa perkuliahan saya. Saya akan menyampaikan apa yang saya lihat, yang saya dengar dan apasaja yang saya lakukan serta ada beberapa informasi yang semoga saja bermanfaat untuk kalian jika ingin mengunjungi tempat yang sama. Saya harap kalian menikmati cerita kali ini.
Liburan adalah suatu hal yang sangat dinanti-nanti bagi setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Banyaknya rutinitas yang dilakukan setiap hari yang membuat penat hingga tidak hanya badan, namun pikiranpun juga lelah. Dan saya yakin cara berlibur tiap orangpun berbeda-beda, misalnya menghabiskan waktu bersama keluarga, melakukan hobi atau keahlian yang meningkatkan mood, bertemu dan bermain dengan teman, atau travelling kesuatu tempat, seperti mendaki gunung, pergi ke pantai, atau sekedar bertenda dan menikmati udara segar. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman kuliah saya.
Pada tanggal 18 Desember 2018 pukul 13:00 kami para mahasiswa angkatan 15 berencana pergi melakukan MAKRAB JILID 2 (Malam Keakraban jilid 2). Akan tetapi ada hal yang membuat saya sedih, karena tidak semua teman-teman angkatan 15 ikut pergi MAKRAB. Hanya seperempat orang saja dari jumlah angkatan kami. Tapi, mau bagaimana lagi, tempat sudah di survei dan tenda sudah disewa. Jadi, kita sebut saja ini acara jalan-jalan liburan (hehe).
12:00 ketua angkatan, Hakam yang mengurus semua keperluan mulai dari survei tempat, makan, penyewaan tenda dan susunan acara mulai bersuara di grup LINE dan menginfokan kepada teman-teman untuk segera berkumpul. Sebenarnya ada lagi partner Hakam, yaitu Na’imah. Lagi-lagi ada yang tidak bisa ikut, dikarenakan ada urusan yang mendadak, sehingga Imah-panggilan akrabnya-memutuskan tidak jadi ikut berangkat. Dan sebenarnya ada dua orang lagi yang awalnya berencana ikut namun batal, ada Madinah dan Farid. Hakam mulai memberitahukan kepada teman-teman untuk segera berangkat ke kampus-titik kumpul-dan membayar urunan sebagai biaya sewa tenda.
12:30 saya berangkat dari rumah dan diantar oleh ayah, awalnya saya berniat membawa sepedamotor sendiri karena ada beberapa sepeda motor teman-teman cowok yang tidak kuat untuk perjalanan mendaki. Tapi, untungnya sesampainya dikampus saya mendapat kabar bahwa untuk transportasi semuanya aman. Sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 13:50, teman-teman sudah datang dan berkumpul di sebuah gazebo. Uliz, yang saat itu sebagai pengganti Imah memegang tanggung jawab sebagai bendahara. Selain mencatat siapa saja yang membayar iuran, ia juga membagi uang kepada teman-teman cowok untuk membeli bensin dengan biaya Rp 20.000,00/motor. Ohiya, hampir saja lupa, bahwa sebenarnya kita dibagi menjadi 2 tim. Tim yang pertama berangkat siang hari-pukul 13:00- dan yang kedua tim sore. Tim siangpun dibagi lagi, yakni 5 motor dan 1 mobil. Pembagian tim ini terjadi karena ada beberapa anak yang tidak bisa berangkat di siang hari, selain itu juga sebagai pembagian tugas. Tim siang sebagai pendiri tenda, sedangkan tim sore jaga-jaga apabila tim siang saat memasang tenda memerlukan sesuatu ada yang kurang. Sedangkan untuk jumlahnya, tim siang berjumlah 10 orang-5 cowok dan 5 cewek-, sedangkan tim sore berjumlah 6 orang dan untuk tim mobil berjumlah 5 orang. Sehingga, total kami semua yang berangkat adalah 21 orang.

14:00 kami berdoa bersama dan bergegas menuju lokasi, yaitu Bumi Perkemahan Dlundung, Trawas. Eits, untuk tim mobil berangkat langsung lewat sidoarjo sekalian mampir ke rumah Hanifah untuk mengambil selimut (ayaay wae ini Ipeh alias Hanifah). Sebelumnya, kami (tim siang) mengambil tenda di daerah pondok candra. Harga tenda yang kami sewa Rp 25.000/tenda, satu tenda dapat berisikan 3-4 orang dengan matras yang digunakan 3. Tenda yang kami sewa berbentuk setengah lingkaran, seperti berikut ini :

Harapan kami setelah berdoa adalah semuanya dilancarkan dan tidak ada kendala. Hmmm, tapi sepertinya semesta berkehendak lain. Kejadian pertama adalah saat perjalanan menuju penyewaan tenda. Motor Klau, Rosit dan saya terpisah dengan Hakam dan Ivan. Padahal, Hakam dan Ivan sebelumnya berbelok sebelum sampai di gapura POCAN (Pondok Candra). Mungkin kami terlalu fokus menuju ke lokasi dan tidak memperhatikan motor Hakam. Akhirnya kami putar balik menyusul Hakam dan temna-teman yang lain. Selesai sudah kami mempersiapkan tenda yang akan dibawa, kami melanjutkan perjalanan. Karena jumlah tenda dan matras yang dibawa lebih banyak daripada jumlah motor, alhasil satu motor berisi 2-3 tenda atau 2 tenda dan satu matras-seperti saya. Cara membawanya pun kebingungan, ada yang di pangku ada yang di slempangkan dan untuk motor metik diletakkan di bagian depan dan ditindih dengan tas. Dan hal ini membuat Fatoni, sopir saya saat itu sedikit kesulitan. Bagaimana tidak, kami membawa 2 tenda bagian depan dan 3 matras yang dijadikan satu (tampak membumbung besar) yang saat itu saya pangku bagian tengah bangku motor. Baru saja berjalan menjauh dari rumah penyewaan, tenda yang kami bawa bergeser dan hampir jatuh. Akhirnya, kami berhenti dan membenarkan posisinya sekaligus memastikan agar tidak jatuh lagi. Saya saat itu ikut membantu Fatoni, matras dan jaket-yang saat itu tidak saya pakai-saya taruh di bangku belakang. Selesai membantu, saya kembali naik dan-tidak sadar-hanya membenarkan matras. Saya melupakan jaket saya, dan baru menyadari itu dijarak sekitar 1km dari tempat berhenti tadi. Mau tidak mau saya meminta Fatoni putar balik dan mencari ditempat tadi, awalnya kami sedikit kesulitan mengingat tempatnya. Tapi setelah kami mencari selama kurang lebih 10 menit ketemu dan benar dugaan saya, jaket saya jatuh dan untungnya tidak ada yang mengambil. Jaket itu sangat berharga, karena itu adalah jaket pemberian dari ibu saya. Kemudian kami lanjut perjalanan dan menyusul teman-teman. Fatoni menyarankan melewati jalan yang berbeda dengan teman-teman yang lain-lewat Sidoarjo-, sedangkan teman-teman yang lain putar ke arah CITO. Selama perjalanan saya selalu mengecek LINE dan membaca pesan masuk dari temna-teman. Saya mendapat kabar bahwa tim mobil sudah sampai di Mojosari-POM BBM-dan tim motor yang duluan tadi masih di daerah Trosobo. Dan lagi-lagi ada musibah, motor yang ditumpangi Hakam dan Uliz bannya bocor. Dan ada cerita lucu lain dari helm Fitri yang saat itu dibonceng Klau pecah bagian penutupnya terlindas motor. Awal mulanya, saat Fitri duduk diatas motor, ia meletakkan helm di bagian depan motor Klau, kemudian menindihnya dengan tas dan digunakan tangannya untuk berpangku sambil mengecek LINE. Katanya baru saja ia mau membalas LINE tiba-tiba helmnya menggelinding ke arah jalan dan “BRAK!!” suara benturan motor dengan helm Fitri, yang akhirnya membelah bagian kacanya.


Sampai akhirnya saya dan Fatoni memutuskan langsung menuju Mojosari dan bertemu dengan teman-teman tim mobil sekaligus mengisi bensin. Sampai akhirnya kami tiba di Mojosari dan bertemu dengan kawan-kawan, lumayan melemaskan punggung dan kaki yang ditekuk lama. 
“eh, nanti gimana kalo lewat yang hutan-hutan. Sama-sama jauhe, sekalian anak-anak pengen foto-foto dulu” celetuk Willy (yang memiliki mobil)
“aku sih terserah, asal otong tahu mah aku ikut aja” sahutku. Otong yang kumaksud adalah Fatoni. Hehe
Seusai Fatoni mengisi bensin dan mengiyakan ajakan Willy, kami berngkat lagi dan tak lama tim motor yang lain juga menyusul. Kami berhenti di Masjid daerah Mojosari untuk melakukan ibadah shalat Ashar. 
17:00 kami melanjutkan perjalanan dan saya pikir sudah tidak ada masalah lagi. Ternyata motor Klau dan Fitum tidak terlihat. Sampai akhirnya saya melihat chat Fitum-alias Fitri-menanyakan kami dimana, karena ia dan Klau tertinggal. Teman-teman yang lain tidak ada yang merespon, sehingga saya mengirimkan lokasi kepada Fitum. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Disisi kiri terdapat gunung Arjuna beridiri tinggi menjulang, di depan terlihat barisan pegunungan dan hawa dingin nan sejuk.
17:50 kami sudah sampai di bumi perkemahan. Hakam dan Rosit memeriksa tempat yang memungkinkan untuk mendirikan tenda, karena tempatnya ternyata sudah ramai dan hampir penuh untuk tempat-tempat yang strategis. Sembari menunggu kabar dari Hakam, kami berfoto-foto. 



18:00 Hakam dan Rosit kembali.
“kita dirikan tenda disini saja” Hakam menunjuk ketempat yang berpalang dengan tulisan Ground J. “rame dan penuh semua soale tempatnya”
Akhirnya, kami bergegas mengeluarkan tenda dan matras-yang tadi saat di Mojosari kita pindahkan kedalam mobil-dan memasukkan helm-helm. Selanjutnya kami mendirikan tenda bersama-sama, dan bergantian melakukan shalat maghrib di sebuah gubuk. Saat itulah awal pertama merasakan airnya, sangat dingin dan segar. Melepas rasa lelah setelah perjalanan yang seharusnya hanya 2 jam menjadi 4 jam. (hahaha)
19:30 semua tenda sudah berdiri dan semua sudah menempati tenda yang diinginkan. Usai menata matras dan memasukkan barang bawaan kedalam tenda, kami pergi mencari makan. Oiya, disana banyak sekali stand makanan dan minuman dengan berbagai jenis. Ada bakso, pop mie, mie goreng dan masih banyak lagi. Waktu itu kami memesan mie instan, ada yang kuah dan goreng. Sedangkan saya sendiri saya memesan mie soto dengan tambahan cabai. Rasanya nikmat sekali ditempat yang berudara dingin sembari makan makanan yang berkuah dan pedas. Di sela-sela menunggu pesanan kami bercerita hal-hal menarik. Dan bahkan Klau sempat memberikan kami sebuah kuliah singkat tentang power bank (PB) dan charger yang sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan kami. Selain itu ada cerita menarik lainnya, yaitu dari Fitum. Ia menceritakan hal lucu saat ia tertinggal tadi. 
“tadi itu pas dijalan, om Klau bilang. Tum tum ada cewek cantik tum. Padahal aku lo gak lihat orangnya” (om Klau = Klau. Dipanggil om karena usianya terpaut jauh dengan kami.)
“hehehe. Tadi pas dijalan fitum ini juga narik-narik jaketku semakin lama semakin kuat sampe kepalaku ikut ke belakang saking takutnya dia” sambil menirukan gaya fitum menarik dan menunjukkan mimik muka tercekik. Jika kalian lihat mimik mukanya pasti kalian tertawa. 
“terus baru dilepasin pas aku bilang, tum tum jangan tarik-tarik tum, lepasin jaketku tum” lanjut om Klau disusul dengan tawa kami bersama. 
20:30 kami kembali menuju tenda dan menyiapkan kayu bakar untuk acara api unggun. Dan tiba-tiba tim sore sudah datang dan akhirnya kami api unggunan bersama-sama. Sayangnya, apinya tidak bisa menyala lama karena kayu yang digunakan basah. Dan bahan bakar yang kami gunakan terbatas, kami menggunakan bensin kendaraan teman-teman bukannya minyak tanah. Karena untuk beli minyak tanah itupun harus turun dan jauh jaraknya. Jadi, ada yang bagian menjaga agar apinya agar tetap menyala dan yang lainnya menyanyi bersama. Ada beberapa lagu yang kami nyanyikan, yakni ada lagu Sellow by Wahyu, lagu dangdut, dan request dari om Klau Tinggal Kenangan by Gaby. Sampai akhirnya kami bosan dan memutuskan bermain Truth or Dare (TOD), maunya sih saya tidak ikut. Tapi semua yang cewek harus ikut. Huwaaa, akhirnya saya terpaksa ikut dan mengikuti aturan main mereka. Dan benar dugaan saya, siapapun yang kena harus memilih Truth (Kejujuran) dan harus menjawab dengan jujur apapun pertanyaannya. Saya tidak berhak menceritakan disini. Karena saya ingin menghargai privasi mereka, walaupun ¼ dari angkatan kami sudah tahu. (Wkwkwk) Sampai akhirnya tiba bagian saya, dan saya sudah yakin memilih dare. Dan saya berharap darenya disuruh kenalan dengan pengunjung lain, selfie dimana atau ngapain gitu. Eh, ternyata pada meminta saya mengatakan unek-unek kepada teman satu angkatan yang mungkin selama berteman ada masalah atau sesuatu dipendam. “what the hell man?” batin saya. Padahal siapapun yang kena saya tidak pernah ikut campur dan tidak ikut menanyakan urusan pribadi mereka seperti yang lain. But, apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Ternyata teman-teman saya sedang ganas semua. Sampai akhirnya mereka menyerah karena elakan saya yang mengatakan tidak ada unek-unek yang perlu disampaikan. Dan mereka menggantinya dengan menyuruh saya menyampaikan kesan untuk teman-teman semuanya. Dan saya menyampaikan yang intinya saya menyukai dan menyayangi mereka dengan keberagaman mereka. 

00:30 semua sudah merasa lelah dan mengantuk, akhirnya mereka kembali kedalam tenda. Namun beberapa masih ditempat dan ganti sesi curhat dengan Dikcy. Oiya, Dicky yang memandu acara game Truth or Dare-nya. Saat itu saya tidak ikut nimbrung, saya malah fokus ke langit-langit yang saat itu sangat indah sekali. Ada  banyak bintang di sekitar bulan yang sedang bercahaya terang (tidak bulat sempurna). Mendengarkan suara-suara jangkrik yang bersahutan, hawa dingin yang mulai menusuk tulang. Oiya aku ada tips buat kalian biar gak merasa terlalu kedinginan. Usahakan sebelum menjelang malam jangan terlalu sering pakai jaket, tujuannya agar membiasakan suhu tubuh kalian dengan lingkungan. Lakukan aktivitas jangan diam saja, karena pada saat kita melakukan aktivitas tubuh kita mengeluarkan energi yang menimbulkan efek hangat seperti jalan kaki. Sehingga, pada saat malam hari yang rata-rata suhunya semakin naik kalian bisa memakai jaket dan merasa lebih hangat. Daripada dari awal datang sampai malam memakai jaket.atau bila perlu membawa minyak kayu putih. (hehehew)
02:00 setelah lelah mendengarkan ceramah dan sharing bersama Dicky, saya dan teman setenda saya (Fitri, Anis, dan Delly) masuk ke dalam tenda. 
04:47 alarm saya terbangun gara-gara alarm Fitri yang tepat berada ditelinga kanan saya. Saya bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh. Saat keluar dinginnya MasyaAllah sekali, sampai-sampai bulu kuduk saya berdiri. Ditambah saat kena air langsung gemetar tangan dan kaki saya, bahkan saat shalatpun bergetar. (Hihi) Usai shalat saya pergi ke toilet dengan Anis dan pergi berjalan-jalan di area sekitar perkemahan. 
07:00 semua sudah bangun dan berfoto-foto diarea sekitar tenda, kecuali Dikcy, Rosit dan Wasyiul yang masih molor (katanya sih mereka baru tidur jam 3, kalau Wasyiul bangun pas habis shalat subuh habis itu tidur lagi). 





Kita sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan ke air terjun dlundung. Uliz dan Hakam membeli kan kami nasi bungkus berisi nasi campur lauk bali telur dan tahu, dadar jagung, tumis tahu, kering tempe dan mie. Kami semua menikmati makanan dengan lahap dan tidak menyisakan apapun di kertas minyaknya. (eaaa lebay..)

(Foto saat makan)
Sekitar pukul 08:00, kami melakukan perjalanan menuju ke air terjun dlundung. Jarak air terjun dengan tempat perkemahan tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekalian olah raga. Di antara tempat perkemahan dan air terjun terdapat sebuah taman yang indah dan instagramable banget. Sayangnya kami tidak ada yang berminat untuk pergi kesana. 



Dan akhirnya, tibalah kami di air terjun dlundung. Air terjunnya tidak jauh dari pintu masuk, melalui beberapa anak tangga dan sedikit jalan menanjak dengan cat warna-warni pada bagian jalan, terdapat peringatan untuk menjaga kebersihan dan membuang sampah sembarangan. Dan menurut saya tempatnya bersih dan terjaga. Air terjunnya sendiri debitnya cukup deras dan pengunjung dilarang mandi dibawahnya. Ketinggian air terjunnya sendiri kira-kira 15m dengan 3 bagian undakan. Undakan yang pertama tepat air terjun, undakan kedua sedikit lebih lebar dengan air yang lebih tenang terletak disamping dan terdapat bangku kayu yang biasanya digunakan sebagai spot foto. Sisi kanannya lagi terdapat undakan tiga yang lebih rendah dan timbul air terjun kecil namun bagus juga untuk dijadikan spot foto. Air-nya dingin dan jernih, sangat segar saat digunakan untuk cuci muka. Kami pun mengabadikan momen sebanyak-banyaknya disini. Ada yang selfie, foto bareng dan ada juga foto candid. 

09:30 kami kembali ke perkemahan. Tapi tiba-tiba saya dan Fitum pengen beli pentol cilok.  Akhirnya kami beli 5000 untuk berdua,  kemudian kami makan bersama di banku dekat taman kelinci.  Kebetulan disamping kami ada seorang ibu,  kemudian kami mengajak beliau berbincang bincang.  Ternyata beliau berasal dari gresik dan sedang loburan bersama keluarga.  Dipertengahan kami ngobrol saya baru teringat,  jaket saya tertinggal di air terjun.  Akhirnya saya dam Fitum kembali untuk mengambil dan Untungnyaa tidak ada yang mengambil.  Entahlah apa yang terjadi pada saya saat itu saya sangat teledor sekali,  dan baru pertama kali itu saya liburan dan teledor,  padahal sebelumnya tidak pernah sekalipun
Waktu masih terlalu pagi saat kami kembali,  sedangkan kami rencana pulang masih jam 13:00. Sehingga,  kami semua tidur tapi saya adalah tipe orang yang sulit tidur saat pagi ditambah itu momen liburan, tidak biasa saya seperti yang lainnya. 
Akhirnya tiba waktunya kami pulang,  kami melipat tenda dan shalat dhuhur,  lalu barulah kami pulang.  Kami semua sangat bersyukur dan bahagia bisa liburan bersama disela-sela kesibukan kami menyusun proposal dan skripsi.  Setelah ini kami akan disibukkan dengan penelitian dan mulai fokus mengerjakan skripsi.  Liburan singkat yang menyenangkan. 




Sabtu, 08 Desember 2018

TENTUKAN TEMPAT FAVORITMU UNTUK NGOPI


Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam makanan dan minuman, baik hasil alam maupun dari olahan industri. Banyaknya makanan dan minuman ini diolah dalam bentuk kemasan yang tahan lama ataupun yang dalam bentuk hidangan secara langsung. Sehingga, banyak sekali tempat makan seperti restoran atau cafĂ© yang menyediakan menu makanan dan minuman dengan keunggulan masing-masing dan menu yang berbeda-beda dan dengan harga yang bervariasi. Misalnya saja seperti coffee toffee dan angkringan kampoeng di Surabaya. Kali ini akan dijelaskan perbedaan dari kedua tempat ini. 
Coffee toffee merupakan kedai kopi yang menyediakan berbagai macam menu kopi dengan berbagai varian rasa. Kopi yang disajikan bermacam-macam, ada black coffee, cappuccino, espresso, latte, dan masih banyak menu lainnya. Minuman yang disajikan dapat berupa minuman hangat ataupun dingin, sesuai dengan selera masing-masing. Selain minuman adapula makanan, baik makanan ringan ataupun berat semua tersedia. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, yakni mulai dari 19.500 sampai 50.000. Pengunjung yang datang dapat memesan menu di bagian kasir dan untuk pembayarannya dapat dilakukan langsung ataupun nanti saat akan pulang. Selanjutnya mereka akan diberi nomor pesanan dan dipersilahkan menunggu pesanan datang ditempat duduk yang diinginkan. Proses menunggu pesanan tidak terlalu lama, kira-kira memerlukan waktu 15 menit. Selama menunggu pengunjung dapat menikmati lantunan musik yang ringan dan lembut. Selain itu tempatnya instagramable, cocok untuk para pemuda-pemudi yang hobi berfoto dan berbagi postingan di media sosialnya. Tempatnya sendiri terbagi menjadi dua lantai, bagian bawah merupakan tempat untuk memesan menu dan terdapat tempat lesehan di bagian depan dekat dengan pintu masuk, yangmana sangat cocok untuk belajar kelompok. Terdapat area bebas merokok di bagian belakang dan bagian teras lantai dua. Tatanan meja dan kursi yang menarik dan nyaman membuat pengunjung betah berlama-lama duduk dan menikmati makanan terutama rasa coffee-nya sangat cocok bagi penikmat kopi sejati. Menurut saya rasa dari black coffee yang saya pesan benar-benar khas dari aromanya, dan untuk rasanya pahit. Saya tidak bisa menggambarkan secara detail bagaimana karena saya adalah pemula penikmat kopi, jadi saya belum paham bagaimana kopi yang enak. Tidak hanya tatanan ruangan yang menarik dan suasana yang nyaman, pelayanannya yang sopan dan ramah membuat pengunjung merasa dihormati. Pada saat awal pertama kali saya datang semua mengucapkan selamat datang dan memberi senyum dan pada saat pulang semua mengucapkan terimakasih. Hal menarik lainnya adalah seragam pelayannya, berwarna kuning dan memakai celemek hitam. 
Ada pula tempat lain yang cocok dikunjungi anak muda untuk kalangan menengah kebawah dengan harga yang sangat terjangkau namun tempat yang menarik dan menghidangkan kopi adalah Angkringan kampoeng. Angkringan kampoeng ini menyajikan makanan dan minuman khas ala anak kampong seperti, getuk, rangin, ronde, gedang goring, steak pohong, dawet dan sate. Sedangkan kopinya terdapat berbagai macam jenis, yakni kopi arabika, robusta, kopi rempah, kopi susu dan lain-lain. Menu disajikan oleh pelayan pada saat pengunjung dating dan diletakkan pada sebuah telenan dengan range harga yang tertulis mulai dari 3000 sampai 10000. Desain tempat memang berbeda jauh dengan yang ada di coffee toffee, jika di angkringan lebih banyak tempat lesehannya, dan terdapat hiasan lampu-lampu berwarna kuning serta dinding berhiaskan mural dengan kata-kata jawa yang menarik. Bila di coffee toffee tersedia alunan musik, di angkringan disediakan hiburan dari layar televisi, pendingin ruangannya pun berasal dari kipas angin. 
Dari kedua tempat kedai kopi angkringan kampoeng dan coffee toffee memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di coffee toffee secara keseluruhan tempat dan pelayanannya sangat memuaskan, akan tetapi untuk harganya kurang bersahabat untuk mahasiswa. Sedangkan angkringan kampoeng untuk harganya sangat terjangkau bagi mahasiswa, terdapat wifi dan colokan gratis serta pelayanannya yang ramah, namun  memiliki banyak kekurangan yakni tempatnya yang kurang bersih, menu makanannya kurang banyak dan kurangnya pengawasan untuk area parkir.  
Mahasiswa dapat memilih tempat sesuai dengan keinginan dan isi dompet masing-masing. Untuk mahasiswa yang memiliki budjet banyak dan menyukai tempat yang tenang bisa mengunjungi coffee toffee. Sedangkan mahasiswa yang memiliki budjet yang pas-pasan namun ingin menikmati kopi sambil mengerjakan tugas dan memerlukan wifi dapat berkunjung ke angkringan kampoeng. 

Selasa, 27 November 2018

Absurd

Yang ada dikepala akan meledak
Yang ada dimulut ingin dimuntahkan
Yang ada di hati ingin disampaikan
Yang ada di tangan ingin dilemparkan
Yang ada di saku ingin dibuang
Kau bertanya apa itu
Aku tak tahu kata mulutku
Jangan tanya aku
Aku sendiripun tidak tahu
Malam ini
Aku ingin beristirahat dipundakmu
Bila air mata menetes biarkan saja
Jangan tanya
Karena aku sendiripun tidak tahu
Mengoceh saja sesukamu
Ceritakan harimu
Tapi aku tidak ada niat menjawab
Aku berharap kau mengerti
Maaf bila hari ini aku egois
Izinkan untuk kali ini saja
Aku sudah sangat lelah
Saat ini.. 

Rabu, 31 Oktober 2018

SANG PELUKA DAN SANG PANGERAN


aku tidak membenci
aku hanya menyesali
sikap bodohku tiada habisnya
aku tidak tahu apa yang dia pikirkan
kini aku hanya menyusun puing-puing kehidupan
yang telah dihancurkan oleh dia
aku pun tidak marah
untuk apa aku marah pada takdir
karena aku yakin setiap takdir memiliki rahasia
justru aku sangat berterimakasih padamu
sejak cerita kita berakhir
walaupun berakhir dengan sangat buruk
ada beberapa hal yang aku pahami
aku tidak perlu berada didekatmu untuk mencintaimu
aku cukup melihat mu tertawa bahagia
maka aku akan merasa bahagia jua
aku belajar arti mengikhlaskan 
walaupun hati tersayat
terimakasih
terimakasih
dan ribuan terimakasih
untukmu sang peluka sekaligus sang pangeran


tenggelam dalam samudra
tertutup karang hitam 
sulit dikenal
hanya orang pandai yang tahu
sulit dijangkau
karena ia begitu terlindungi
wujud luarnya berlumpur
namun bagian dalamnya begitu istimewa

Sabtu, 13 Oktober 2018

Lembaran Baru


Melupakan sebuah kenangan yang pernah ada adalah dengan membuat sebuah kenangan baru.  Membuka lembaran baru dan membuat sebuah cerita baru.  Sebuah cerita yang jauh lebih baik dari sebelumnya.  Jangan sampai ada sebuah kesalahan yang sama, seperti di masa lalu.  Sisipkan cerita lama hanya sebagai pengingat. Tidak untuk dirasakan kembali dan terhanyut di dalamnya. Bodoh bila ada orang yang seperti itu.  Dan kini aku pun belajar untuk membuat sebuah cerita baru.  Walaupun aku sendiri belum tahu akan seperti apa jadinya.  

Aku mencoba memaafkan kejadian di masa lalu.  Tidak ada yang perlu di salahkan.  Karena semua berjalan sesuai takdir dan ada masanya. Iya,  setiap cerita selalu diiringi dengan waktu.  Selalu ada waktu kapan dimulai dan diakhiri. Maafkan keegoisanku, egois mencintaimu seorang diri. Hingga aku melakukan sebuah cara yang tak kau sukai. Aku mencoba memahami posisimu saat ini.  Dan benar,  jika aku ada diposisimu.  Aku akan mengambil langkah yang sama.  Hanya saja caranya berbeda.  Kau bisa mengatakannya dengan tegas.  Tapi aku, secara perlahan.  

Pasti sulit. Membuat cerita baru,  namun masih ada yang dicintai di cerita lama.  Tapi aku berusaha sebaik mungkin,  agar nanti aku tidak kecewa dan mengecewakan orang-orang disekitarku.  Aku selalu mendoakan agar kau bahagia. Aku berharap kau sehat selalu.  Jaga ibumu dengan baik dan jangan lupa doakan ayahmu semoga dijauhkan dari siksa kubur.  Meski kau dengan orang yang berbeda agama saat ini,  jangan tinggalkan shalatmu. Tidak,  aku tidak melarang atau tidak suka.  Hanya mengingatkan,  dan asal kau tahu, aku bahagia saat melihatmu bahagia.  Bagiku itulah caraku mencintaimu.  

Selasa, 09 Oktober 2018

Malam Minggu Pertamaku: Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan


Bosan, jenuh ..
Itulah yang aku rasakan sekarang. Bingung harus melakukan aktivitas apalagi. Belajar? Oh yang benar saja, aku merasa lelah membaca buku sebelum-sebelumnya. Rasanya aku ingin mengistirahatkan otakku. Tidur, ya, tadinya aku mau melakukan itu setelah melakukan pekerjaan rumah yang melimpah ruah. Tapi anehnya malah gak bisa merem sama sekaliii cuuuy...
Hmmmm, memang sih, sedari dulu aku tidak pernah tidur siang dan sangat sulit untuk tidur siang. Akhirya aku gulingkan badan kekanan dan kekiri sambil mainin Hp, main Hago, lihat Line Today, lihat instagram dan aku tidak sengaja melihat postingan akun “Love Suroboyo” ada acara food festival di jalan tunjungan. Acara itu dibuka pukul 16:00-22:00. “hmmm, menarik. Kesana ah, tapi sama siapa?”
Aku hanya bisa menatap langit-langit kamar, memikirkan akan pergi dengan siapa. DAMN! Aku memutuskan mengajak siapapun yang ada dikontak WA ku. Orang pertama yang aku ajak adalah Ratih, sayangnya Ratih sibuk dengan tugas bahasa Inggrisnya. Aku menghubungi yang lain, yaitu Inas dan Uliz bersamaan. Sekitar 20 menit kemudian Uliz membalas
“aku pulkam yan. L
“okeee, sans liz..”
“iya, anak-anak kos-an cohe pulkam semua.” Hmmmm membaca pesan ini aku jadi paham. Awalnya aku ingin mengajak Fitri, Maratus, dan Naily-biasa dipanggil grup cohe-untuk pergi juga. Kemudian Aku mengajak Sienny, dan Munir. Dan untungnya, tidak lama mereka membalas, dan mereka memutuskan untuk pergi. Yes! Dan lagi, Inas juga ikut. Setelah percakapan panjang yang membahas kebingungan dia berangkat jam berapa.  Aku hendak beranjak dari kasur dan bersiap-siap, tiba-tiba ada pesan dari Munir.
“cowoknya aku tok?”
“iya”
“he ojok aku tok, sungkan aku”
“sek sek, tak carikan bolo”
Hmmm, akhirnya aku mengajak Mayan, Virgilius, dan Wasyiul. Mayan menjawab tidak dan Virgilius tidak membalas sama sekali. Sedangkan Wasyiul mengatakan Yes. Oke, aku segera sampaikan kepada Munir dan berkoordinasi dengan semua bahwa kita langsung saja ketemuan di Taman Apsari (awalnya).
-di Tunjungan-
Aku pergi dengan Siennya-seperti biasa-dia datang kerumahku diantar ibunya dan kami berangkat bersama. Kami bingung harus parkir dimana, akhirnya kami langsung menuju jalan Tunjungan dan parkir di gang diantara ruko-ruko. Usai memarkirkan motor kami berjalan dan memasuki bazar.
Aku berhenti sejenak dan mengambil handphone yang bergetar, itu pesan dari Mayan
“ian, kamu ndek jalan tunjungan bazar opo TP?”
“di bazar” balasku singkat
“aku jek tas teko wkwkwk. Ambe keluarga”
“deket panggung kita”
“aku otw runu” bunyi pesan terakhir dari Mayan.
Aku dan Sienny memutuskan untuk berjalan ke arah utara. Ternyata sudah sangat ramai dan penuh sesak. Sebuah pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Tiang-tiang lamp berwarna kuning dan lampu gantung warna-warni menghiasi langit malam waktu itu. Gedung-gedung tinggi dengan lampu disekitarnya, aroma makanan dari setiap stand yang menggoda setiap orang untuk datang. Jalanan yang penuh dengan lautan manusia bahlan sapai trotoar, depan ruko banyak orang untuk duduk menikmati makanan yang mereka beli atau sekedar beristirahat. Ada juga bangku-bangku dan meja yang disediakan didekat stand, tapi itu sangat tidak memadai, setiap ada yang kosong langsung diduki yang lain.
Tak berapa lama kami berjalan, ternyata kami bertemu dengan Mayan. Ia mengenakan T-shirt hitam bagian lengan yang panjangnya ¾. Sedangkan bagian badannya berwana abu-abu gelap dipadukan dengan celana pendek  berwarna coklat muda.
“hei Mayaan! Ya ampuun kok bisa ketemu sama kamu.” Sienny terlihat sangat senang dan heboh bertemu dengan Mayan
“mau jare gak gelem budal” aku menimpali dengan nada sedikit mengejek
“ambe keluarga aku haha”
“endi lo keluargamu?” tanyaku sembari celingukan ke kanan dan kekiri
“nang kono, ngertilah ibu-ibu lek keluar cari apa. hehehe”
“yawes, ayuk jalan yuk. Jangan ditengah-tengah gini” ajak ku kepada mereka
“eh sek sek ikilo gk pengen tuku iki taa?” dia menunjuk ke stan yang menjual donat. Aku merasa tidak tertarik melihat donatnya, donat yang dijual ada dua jenis ada yang warna hitam dan ada yang berwarna putih.
“gak ah, gak kepingin aku”
“sini, tak tukokno kok” seketika itu membuat aku dan Sienny terkejut
“wee dibayari Mayan. Ngimpi opo aku mbok bayari May.. may.. ” Ejek Sienny
“jare gk duwe duwit...?!” aku tidak mau kalah mengejeknya
Mayan hanya membalasnya dengan tertawa
Akhirnya kami membeli donat yang berwarna hitam satu dus yang berisi 6 donat plus gula halus. Diameter donat itu kira-kira 10 cm, harga untuk satu dus Rp 30.000,-
“eh cari tempat duduk yuk” ajak Sienny
“dimana, situ ta?” aku menunjuk kesisi kanan jalan di depan ruko-ruko. Ada space untuk kita duduk. Akhirnya kami pergi kesana dan duduk sembari menikmati donat traktiran dari Mayan.
“kok, tawar?” aku memberi gula halus pada donatku, tapi ternyata sama saja rasanya tidak terlalu manis-cenderung tawar. Kami menikmati menghabiskan donat masing-masing. Mayan malah sudah menghabiskan 2 donat.
“awakmu seneng es gak?”(kamu suka es nggak?) tanya Mayan pada Sienny
“es opo?” (es apa?)
“es kotak ikulo. Lek arep tak tukokno”(yang es kotak itulo. Kalo mau aku belikan)
“weee, haduuh ditraktir Mayan maneh rek” (wee ditraktir Mayan lagi rek)
“awakmu yo gak yan?” (kamu juga ta yan?)
“nggk deh, aku mau beli air putih aja”
“loalah, gakonok yan. Engkuk ae lo” (loalah, gak ada yan. Nanti aja)
“yaudah, aku cari sendiri aja. Kamu belio es, aku cari air. ayok”
Kami pergi meninggalkan Sienny dan berjalan membeli es. Ternyata disamping orang menjual es ada yang jual air putih. Aku sudah mendapatkan air putih, tapi Mayan dan Sienny tidak jadi membeli es karena hanya tersisa 1 rasa-kacang ijo-dan mereka tidak suka.
Akhirnya kami melanjutkan berjalan dan melihat menu-menu makanan di setiap stand. Hingga hampir sampai ujung pintu masuk kami tidak menemukan makanan yang ingin kami makan. Sebenarnya kami ingin mencari makanan berat, alias yang mengenyangkan perut. Dan kami putar arah. Kadang kami berjalan dengan lenggang kadang penuh dengan sesak dan srondol-srondolan. Apalagi saat kami berjalan di area sekitar panggung, benar-benar sesak dan dorong-dorongan.
“santai dong. Gak usah dorong-dorong bisa kali. Kalo waktunya jalan ya jalan biasa aja.” Batinku yang sedikit kesal. Aku hampir tertinggal dengan Sienny dan Mayan. Mereka ada mendahuluiku dan aku terdesak oleh orang-orang yang berebut jalan ditengah panggung.
“wwuuh hah” lega rasanya bisa keluar dari kerumunan orang-orang. Kami berjalan kembali, yang kemudian ada salah satu stand yang membuat kami tertarik. Ada stand yang menjual semacam kimchi-pikirku dan Sienny-tapi itu capcay bagi Mayan. Disisi kiri stand ada orang menjual pecel dan rice box.
Aku dan Sienny tertarik untum membelinya. Kami memesan menu yang hampir sama, Sienny rice box lauk telur ceplok dan sate ati dengan saus blackpaper sedangkan diriku memesan rice box lauk telur ceplok dan sate udang dengan saus blackpaper, lalu Mayan pergi ke stand Capcay yang tadi. Tapi kemudian dia berubah pikiran dan memesan rice box sepertiaku dan sienny.
Dan lagi, kami makan di pinggir jalan. Lebih tepatnya duduk di tepi trotoar. Hmmm... lumayan lah menurutku rasanya, porsinya juga cukup untuk race box seharga Rp 15.000,-
Seusai kami makan, kami menunggu teman kami Inas. Inas bilang kalau dia sudah di jalan Tunjungan, tapi dia belum bertemu kami. Akhirnya kami memutuskan menunggunya dan menelponnya. Setelah sekitar 15 menit, kami bertemu dengan Inas.
“hai Inas!” aku bersorak keras memanggilnya
“yey, akhirnya Inas datang!” sahut Siennya.
“loh kok ada Mayan?” tanya Inas bingung.
“aku lapar, kalian udah makan?” tanya Inas pada kami
“barusan selesai makan. hehehe” jawabku
“eh, foto yuk. Kita pamer ke Wasyiul. hihi” aku mengambil HP Dan, cekrek langsung send ke Wasyiul. “Inas, kamu sibuk telpon siapa sih. Kan sudah ketemu disini, masih aja telponan” godaku
“ini lo telpon temenmu. Munir, sama Ratih sama Mbak Tri tuh kesini.”
“ohya?” aku dan Sienny saling terkejut.
“iya, jadi tadi pas Munir gak jadi sama Wasyiul dia ngajak Ratih sama mbk Tri. Katanya udah sampai, tapi ndk tahu mereka disebelah mana. haha”
“ooh gituuu”
Cukup lama kami menunggu, sekitar 15 menitan. Sampai akhirnya Mayan harus pamit pulang duluan karena sudah diajak keluarganya.
“aku pamit pulang dulu ya rek. Wes di suruh balik soale. hehe”
“loh kok duluan” sahut Inas
“iyo, wes kesuwen ngenteni ahaha...”
“yawes, duluan ya rek. Suwon rek”
“iya may, kita yo suwon lo wes ditraktir ahahaha”
“haha sipsip. Malam minggu selanjutnya agendakan lagi lur. ahaha” ucap Mayan sambil berjalan menjauh
21:00
Malam semakin larut
Munir dan yang lain belum menemukan kami.
“mereka dimana si?” tanyaku sudah tidak sabar
“di panggung katanya, tapi mereka gak tahu harus jalan kemana”
“kita susul mereka aja deh yuk.” Ajakku dan aku menarik Inas dan menyuruh Sienny untuk tetap diam, jaga-jaga nanti kalau mereka menemukan posisi Sienny.
Aku dan Inas mencari cari mereka disekitar panggung. Sungguh sangat sulit mencari orang ditengah keramaian seperti ini. Setelah berputar putar disekitar panggung, inas mendapat kabar kalau Munirdan yang lain sudah bertemu dengan Sienny.
“huaaa.. haai!!” seruku heboh dari jarak 1 meter dari mereka.
“katanya gak mau ikut, mau ngerjakan tugas dulu” aku menepuk bahu Ratih
“hehehe” cengir Ratih
“ayok jalan, cari makan. Laper aku.” Ajak Inas yang sudah menahan laparnya sedari tadi
Kali ini, kami berjalan kearah selatan. Sudah banyak stand yang akan tutup dan hampir habis menunya. Tak terasa kami berjalan sampai ujung dari bazar yang tepat didepan gedung hotel Majapahit. Kami memutuskan untuk foto-foto bersama sejenak, kemudian unir dan Inas memutuskan membeli nasi kuning. Kami duduk di depan ruko dan berbincang-bincang ringan. Membuat kami semakin akrab dan saling tertawa satu sama lain.
LHAP! Tiba-tiba lampu di samping ruko mati.        
“loh wes, tanda-tanda dikongkon ndang balik iki” sahut mbak Tri
“ahahaha, ayo wes balik rek” tambah Munir
“wes ta ngene tok iki? Ngenteni kalian suwi-suwi mek ngene tok?” gurau Sienny
Aku dan Sienny berbelok ke tempat parkiran kami duluan, dan yang lain berjalan lurus menuju siola. Kami saling melambaikan tangan “ati-ati yo rek. Suwon-suwon” salam terakhir dariku menutup malam minggu kala itu.
Benar-benar malam minggu pertama yang mengasyikkan. Dan untuk pertama kalinya mengunjungi acara mlaku-mlaku nang Tunjungan. Aku berharap, akan ada cerita malam minggu lainnya yang tak kalah seru.


Minggu, 07 Oktober 2018

LARI MARATHON DAN CERITA CINTA TULUS



Hidup merupakan sebuah perjalanan panjang seseorang yang harus dijalani di dunia ini. Dimana setiap jalan yang dilalui akan menemukan banyak hal-hal baru yang membuat sesorang belajar dan memahaminya, dan mungkin sesekali menengok kebelakang untuk melihat sudah berapa jauh melangkah, sudah berapa banyak hal yang dilakukan, apakah sudah cukup baik ataukah ada yang harus diperbaiki agar mudah melakukan perjalanan kedepannya. Dan menurutku hidup itu seperti kita lari marathon 26,2 mil, tujuannya adalah mencapai garis finish yaitu mimpi yang diharapkan. Akan tetapi, tidak semudah itu menuju garis finish itu. Kita memiliki banyak pesaing, banyak pelari marathon lainnya yang ingin sampai garis finish terlebih dahulu. Selain itu, selama perjalanan tiba-tiba bertemu dengan hal yang tak terduga. Misalnya saja kamu melihat seorang anak kecil diujung jalan lain menangis seorang diri. Kau menghampirinya, dan ternyata anak itu tersesat dan tidak menemukan orangtuanya. Dan kau memilih untuk menolongnya dan membantunya menemukan orangtuanya. Sementara kau melupakan lari marathonmu, kau merasa anak kecil itu lebih butuh bantuanmu saat itu. Sedangkan pelari yang lain tetap melaju dan menyalip kedudukanmu. Kau kembali berlari, dan baru beberapa meter berlari kau melihat pelari lain terjatuh. Kau membantunya berdiri dan menuntunnya. Usianya lebih tua 5 tahun darimu kira-kira, selama perjalanan kau menuntunnya ia bercerita bahwa ia hidup seorang diri saat ini. Istrinya sudah meninggalkannya 2 tahun lalu karena penyakit kanker dan ia belum memiliki anak.
“dulu sewaktu muda, aku dan istriku sangat suka lomba marathon. Bahkan aku ikut marathon pertama kali karena diajak olehnya. haha” bapak itu tertawa mengingat kenangan indah bersama istrinya.
“bapak saat ini tinggal seorang diri?”
“heuumm... untungnya aku memiliki keponakan yang sangat perhatian denganku. Aku sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Tapiii, dia masih memiliki orang tua...” bapak itu melepas rangkulanmu dan duduk dibangku yang ada di sisi kanan jalan
“aku dengan kakakku selisih 13 tahun, dia menikah sejak usia 25 tahun. Ia lebih beruntung ketimbang diriku, pada saat usia pernikahannya 1 tahun istrinya mengandung dan sudah berusia 5 bulan. Walaupun terpaut jauh, aku dan kakakku sangat dekat, kami selalu berbagi cerita.” Bapak itu mendongak menatapmu yang berdiri tegap disampingnya.
“bapak juga beruntung memiliki kakak yang sebaik beliau. Saya pasti senang jika mengenalnya”
“haha, kau ini. Sudah jarang aku temui anak muda yang begitu sopan dan peduli dengan orang tua seperti diriku ini”
“eumm... bapak mau lanjut lari lagi?”
“haaah, iyaiya aku harus lanjut lari....” bapak itu beridiri dan menepuk pundakmu tanda untuk pergi berlari lagi
“kalau saya boleh tahu, kenapa bapak ikut lari marathon lagi? Mohon maaf pak sebelumnya kalau saya lancang”
“yaah, ini aku lakukan demi mimpi istriku. Sebelum dia meninggal, dia pernah bercerita ingin lomba lari marathon lagi jika nanti dia sudah baikan. Tapi sayangnya, kondisinya selalu memburuk. Setiap hari semakin turun sampai akhirnya dia pesimis dan menyerah.” Mata bapak itu tampak sedih. Dan kaupun merasa tak enak hati. “maafkan saya pak, saya membuat bapak teringat dengan kenangan seih itu”
“aaah, tidaak.. aku sudah ikhlas dengan kepergian istriku” senyum dibibir bapak itu begitu tulus
“ngomong-ngomong, siapa namamu nak? Sedari tadi kita berbincang tanpa saling kenal”
“oh, maafkan pak. Saya lupa, Saya Lucy Anastashya.” Kau menyalami tangan sedikit keriput di sampingmu dan bibir merah alamimu melengkung dengan sudut sempurna.
“Hai Lucy, panggil saja aku Pak Broto. Saya senang bisa bertemu gadis semanis kamu. Andai saja keponakan ku bisa bertemu gadis sepertimu. Sayangnya, hari ini dia tidak datang karena ia masih diluar negeri untuk menyelsaikan studi S2nya.”
“ahaha, mungkin jika ada kesempatan untuk saya bertemu dengan pak Broto lagi bisa diajak menemui keponakan bapak”
“ahahaha, baiklah. Nanti ditempat istirahat mari bertukar nomor handphone” Pak Broto mengangkat sebelah alisnya yang kemudian kau balas dengan anggukan mantap.
Sekitar 10 menit lagi menuju garis finish, Pak Broto semakin cepat berlari. Entah kenapa, saat kau melihat sekitar hanya ada 2 orang didepan, dan terdapat 2 orang lainnya dibelakang pada jarak 500m.
Kau tidak sadar selama berbincang dengan pak Broto sembari berlarian dengan kecepatan sedang dan banyak pelari lain yang berjalan karena tidak kuat untuk berlari.  Kau melihat kearah pak Broto, wajah semakin berseri saat semakin dekat dengan garis finish. Kau bisa saja meninggalkannya dan menyalip dua orang lain didepan dan menjadi juara pertama. Tapi, yang kau lakukan adalah memperlambat langkah kakimu. Membiarkan Pak Broto menyentuh garis finish lebih dulu, dan memberikan kedudukan juara ketiga kepada beliau.
“akhirnya, mimpi istriku untuk mendapatkan piala lari marathon sudah berhasil aku wujudkan. Terimakasih Lucy, jika saat itu kamu tidak membantuku berdiri dan menuntunku mungkin piala ini berada ditangan orang lain” pak Broto terlihat sangat bahagia, sampai-sampai beliau menangis terharu. 
“saya juga senang membantu bapak, saya bisa mengenal dan mendengarkan cerita cinta tulus bapak dengan istri bapak. Jadi, saya ingin mewujudkan mimpi istri bapak.” Pak Broto kembali memelukmu dan mencium keningmu.
“huwaaaa!!! Selamat paman!” kau kaget sekonyong-konyongnya, begitupun Pak Broto. Bukannya marah, Pak Broto malah terlihat lebih bahagia dan memeluk orang yang mengagetkanmu dengan beliau tadi.
Ternyata dia seorang pria yang tampak sebaya denganmu, dia tidak datang sendiri. Ada satu orang bapak-bapak yang tampak seusia dengan Pak Broto. Satunya lagi seorang perempuan yang tampak berusia 10 tahun lebih tua dari pemuda itu dan ia sedang menggendong anak kecil. Dan ternyata anak kecil yang digendongnya adalah anak yang kau tolong untuk menemukan orangtuanya tadi. Tadi kau tidak seberapa memperhatikan wajah orang tuanya dan perempuan tadi memakai masker.
“ah iya, ini dia kenalkan Lucy Anastasya. Lucy ini adalah adik saya dan istrinya, dan dia adalah keponakan yang saya ceritakan tadi. Ternyata dia memberi saya kejutan hari ini. hahaha”
Kami semua tertawa dan aku menatap matanya. Pemuda itu lebih tinggi 5 cm diatasku, matanya coklat tua, entahlah ia pakai soflens atau tidak. Bagiku itu adalah mata yang indah dan penuh ketulusan. Aku bisa merasakannya, terutama pada saat tangan kami saling berjabat “Lucy Anastasya, panggil saja Lucy.”
“Aditya Dwi Purnama. Biasa dipanggil Adit. Terimakasih Lucy, berkat bantuanmu pamanku bisa mewujudkan impiannya. Dan setelah itu, paman harus beristirahat dan ini terakhir kali mengikuti lomba marathon” gayanya sangat lucu saat itu. Pak Broto hanya bisa angkat tangan dan mengalah dengan peraturan yang dibuat keponakannya saat itu. “Lucy, terimakasih juga kau sudah menemukan adikku. Kamu gadis yang cantik dan baik.”
Entah apa yang terjadi denganku saat itu, aku merasa waktu berhenti. Tubuhku tidak bisa aku gerakkan, bahkan bibirku untuk mengatakan A saja terasa sulit. Aku memegang jantungku, masih berdetak, tapi anehnya lebih kencang dari biasanya. Tidak biasanya seperti ini.
“Lucy!” suaranya mengagetkanku dan membuatku tersadar
“ah iya?” konyol sekali, rasanya ingin aku memukul diriku sendiri saat itu kenapa bertingkah sekonyol itu.
“boleh aku minta nomer teleponmu? Aku harap pertemuan kita tidak berakhir sampai disini saja.”
“ah iya boleh.” Aku mengetikkan nomor teleponku dengan cepat dan mengembalikan handphonenya kembali.
“terimakasih. Nanti malam aku akan meneloponmu.” Aku mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.
Pak Broto yang sedari tadi sibuk bercerita dengan teman-temannya tiba-tiba berceletuk
“ayo, kita pergi makan untuk merayakan kemenangan ini”
“ah, maaf pak. Saya juga sudah ditunggu keluarga saya. Jadi, saya harus segera pamit juga. Permisi..” dan saat kau berbalik, kau melihat orang tuamu.
“jadi ini orang tua Lucy.. Ah, salam pak. Saya Broto, saya tadi bertemu dengan anak bapak dan saya kagum sekali dengannya. Dia sangat sopan dan pandai.” Pak Broto tiba-tiba menghampiri orang tuamu dan mengajak mereka untuk ikut makan bersama. Dan akhirnya, kita semua pergi makan bersama. Keluargamu dan keluargaku makan bersama, dan aku bisa lebih dekat lagi denganmu.

Selasa, 02 Oktober 2018

Indah Pada Waktunya

Rasa yang membelenggu selama berhari-hari itu membuat seseorang merasa tidak nyaman. Apalagi bila ia tidak tahu tentang apa yang dirasakannya saat itu. Setiap yang ia lakukan, apapun yang ia kerjakan, terasa hampa, hanya memberikan rasa lelah diujung penyelesaian. Sampai pada suatu hal yang membuat pikirannya terbuka, membuat mata hatinya terbuka. Ternyata selama ini memang ia yang salah. Kesalahan yang ada bukan karena apa yang ia lakukan. Tapi ia sadar, apa yang dilakukannya itu tidak ada tujuannya, tidak ada niat dan tekad yang sungguh-sungguh di dalamnya. Yang dilakukan sebatas menghilangkan rasa kekosongan, menghilangkan kegabutan yang menimbulkan rasa galau dan kesepian.

Sebuah kegiatan, apapun itu memang harus ada tujuannya, sehingga kita tahu apa manfaat yang kita peroleh dari tujuan itu. Saat merasa manfaat yang didapat akan luar biasa, maka muncullah niat dalam diri. bersungguh-sungguh dan penuh tekad untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan itu. Dan jalan untuk mendapatkan manfaatnya itu tidak akan selalu mudah. Semakin besar manfaat yang ingin didapatkan maka semakin besar pula rintangannya. Persiapan rencana yang matang, cara untuk mendapatkannya, semua hal yang berkaitan harus dipertimbangkan dengan baik, agar benar-benar dapat menggapai manfaatnya itu.

Rencana dan strategi yang disusun dengan sebaik mungkin serta usaha sampai merelakan hal-hal tidak penting, merelakan waktu untuk diri sendiri, besar kemungkinan untuk menggapai manfaat yang kita inginkan. Akan tetapi, sebaik apapun rencana yang dibuat, segigih apapun usaha yang kita lakukan, masih ada faktor lain yang diperlukan. Faktor ini terlihat sangat kecil, tapi sangat besar dampaknya, sepele dilakukan tapi tanpa-Nya semua akan sia-sia. Iya, berdoa, doa yang tulus kepada-Nya, agar dimudahkan segala urusan. Ikhlas melakukan semuanya untuk ibadah kepada-Nya. Melakukan semua berdasarkan pada hati, agar tidak tergelincir dalam melakukan. Saat melakukan semua kegiatan dengan tujuan yang baik dan mengharap ridho-Nya, maka InsyaAllah semua akan lancar. Namun apabila hasilnya tidak sesuai harapan, janganlah berkecil hati. Masih banyak jalan menuju Roma. Dia pasti mempunyai cara lain untuk membantu mewujudkan tujuan itu. Yang Dia ingin lihat adalah kesabaran, keikhlasan, dan kegigihan yang kita miliki. Seberapa gigih kita untuk mendapatkannya,rasa  tidak mudah menyerah itulah yang ingin Tuhan lihat. InsyaAllah, semua akan indah pada waktunya dan Dia-lah yang Maha Mengetahui segala hal yang tidak diketahui manusia, bahkan malaikat-malaikatnya.

Minggu, 23 September 2018

TITIK BALIK



Sendiri itu memang membosankan, seringkali melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan untuk mengusirnya. Tapi hari ini aku duduk termenung di pojokan coffeshop sendirian. Pandanganku kosong ke arah kaca depan. Tampak orang-orang berlalu lalang, ada yang berbelok ke coffe shop, ada juga yang berjalan melewati. Hari ini aku bingung dengan diriku sendiri. Aku sudah melakukan hal-hal yang aku sukai, tapi aku tidak bahagia. Bila sudah seperti ini biasanya aku makan-makanan yang banyak-apapun itu. Tapi kali ini, cheese cake mungkin yang aku pesan saja tidak aku sentuh sama sekali. Bila tidak mempan juga, aku membuat sebuah lukisan atau sketsa apa yang aku lihat atau apa menuliskan sesuatu yang bisa membuatku lebih baik. Kadang juga aku membaca buku-buku fiksi sekedar mencari hiburan atau inspirasi. Hingga muncul sebuah pertanyaan dalam diri “aku bosan melakukan semua sendirian. Aku ingin mengajak orang lain untuk travelling merasakan apa yang aku rasakan, apa yang aku lakukan. Tapi, siapa yang aku ajak?” jujur saja aku jarang mengajak teman-temanku. Karena aku tahu, hobiku dengan mereka berbeda. Kami tidak bisa satu pemikiran untuk melakukan hobi. Kebanyakan dari teman-temanku pergi ke sebuah mall, sebuah cafe, nonton konser, tempat karaoke atau ke tempat-tempat ramai lainnya. Aku juga tidak terlalu suka bepergian dengan banyak orang, karena ada beberapa hal juga yang tidak aku suka, contohnya: jam karet, suka ngaret banget, kebanyakan wacana, ribet bawaannya sedangkan aku yang simpel-simpel aja. Kalian juga pasti bertanya, kenapa tidak dengan keluarga? Iya, maunya. Tapi ayah dan ibuku bukan orang yang suka jalan-jalan. Lebih suka dirumah, menonton tv, berbincang. Bukannya aku tidak suka, aku suka. Sangat suka malah bila melihat keluargaku yang begitu hangat. Tapi, aku tidak terlalu betah lama-lama dirumah terus menerus. Aku sering bepergian dengan dua sepupuku. Kami bertiga memang berbeda sifat dan pemikiran, tapi selalu menemukan cara untuk bersatu. Tapi ada satu sifat yang sama diantara kita bertiga, yaitu sederhana. Kemanapun kita pergi, kita gk pernah telat, gak pernah bawa barang-barang yang ribet. Dimanapun tempat makannya, tempat tidurnya, tempat mandinya kita nyaman.
Aku ingin pergi travelling lagi, aku ingin bekerja lagi. Tapi aku harus bersabar, aku harus melewati masa-masa menegangkan dalam kuliah. Merasakan susahnya dapat judul, revisian isi proposal, seminar proposal dan saat-saat menegangkan lainnya. Aku jadi ingat seseorang pernah berkata
“sukai apa yang kamu miliki saat ini dan tetap lakukan apa yang kamu sukai. Kelak semua akan menjadikanmu orang hebat yang multitasking. Profesional melakukan segala hal, sekalipun kau tidak menyukainya. Bila memang sudah menjadi sebuah kewajiban, kau harus melakukannya. Lakukan dengan caramu, tunjukkan hasil terbaiknya.”
Aku menghela napas panjang, menarik sudut bibirku keatas. Iya, kata-kata itu selalu aku ingat dengan baik. Itu adalah titik balikku untuk semangat kembali. Kini kopi yang tinggal setengah itu aku habiskan. Kemudian meraih tas slempang hitam dan melangkah keluar. Memantapkan semangat dan melangkah dengan penuh keyakinan bahwa semua akan indah.

Jumat, 21 September 2018

Cerita Di dalam Kelas

Mendengarkan, namun tidak tahu apa yang di dengarkan
Menunggu yang berujung pada dosa
Merasa lelah tapi sayang tidak lillah
Menulis, namun bukan sumber ilmu yang ditulis

Ibarat kata, yang didepan menuangkan air 
Sedang dibelakang berjajar manusia yang haus 
Ada yang membawa gelas pecah 
Hingga hanya menyisakan 3/8 bagian dari gelas
Dengan permukaan atas berbentuk tajam
Yang kalau secara logika, akan terjadi luka saat dipakai minum
Ada yang membawa gelas terpotong setengahnya secara horizontal
Dan kau pasti tahu, gelas itu tidak akan penah terisi
Jika sisi yang tidak terpotong menghadap kedepan
Tampak ia seperti gelas biasa dan bisa untuk menampung air
lalu sisi yang lain? 
Yang terakhir, ada yang membawa gelas retak
Bahkan saat kau memegangnya dengan sedikit kekuatan
Maka gelas itu akan hancur

Jadi apa yang aku dapat saat itu
Aku mengamati, mempelajari
Bagaimana seharusnya aku beriskap 

Aku tidak mau terluka gara-gara gelasku sendiri
Merasa cukup dengan ilmu yang aku punya
Yang akhirnya membuatku tidak peduli
Aku juga tidak mau membawa gelas dengan sisi satunya terpotong
Oleh karena itu, aku harus fokus dengan materinya
Aku berusaha menahan diri untuk tidak bermain handphone
Yang terakhir aku ingin mempunyai gelas yang kuat dan utuh
Tidak boleh ada cacat sedikitpun dalam gelasku
Maka aku harus bersikap ikhlas dan sabar
Walaupun terasa lelah dan lama
Semoga usaha mendapat berkah dan menjadi lillah

Rabu, 29 Agustus 2018

-Mudah dikata, namun sulit dijalani
Jika mengikuti apa kata hati
Akan terlihat kejam namun tegas
Jika dijalankan mengikuti akal 
Ada yang bilang karena yang pertama itu berkesan
dan sulit dilupakan 
Sulit menemukan pengganti yang setara
Tapi untuk apa dikenang 
bila yang pertama membuat luka dalam
Saat ia memang bukan untuk selamanya 
Tuhan mengajarkan arti sebenarnya
Benar memang minuman tidak selalu manis
Adakalanya kita perlu merasakan rasa masam
rasa pahit, rasa hambar 
Agar kita tahu, lidah kita tidak mati rasa
Bila sudah mati, lantas apa obatnya?-

HIMAFI ANNYVERSARY 35th

Sabtu, malam minggu...
Waktu untuk beristirahat
Menghabiskan waktu bersama orang tua
bersama teman-teman, sahabat 
Dan bersama dengan orang spesial

Bagiku, malam minggu itu tidak penting kau mau menghabiskan waktu dengan siapa. Entah itu bersama orang tua, teman, ataupun pacar. Kalo aku tidak sibuk hari senin, dan ingin bersama kekasih akan aku lakukan. Asal dia juga gak sibuk. Aku akan menyempatkan untuk bertemu dengan orang-orang yang aku sayangi di waktu senggangku. Sekalipun hanya sebentar - 1 atau 2 jam- asalkan aku bisa bertemu mereka. Menceritakan semua hal yang aku alami selama aku tidak bertemu dengan mereka. Saling bertukar pendapat dan berdebat dengan teman sampai tertawa membahas sesuatu hal yang konyol. Di hari sabtu kemarin, 25 Agustus 2018 aku tidak terlalu sibuk. Tidak ada kuliah, hanya menghabiskan waktu dengan menyapu, mengepel, mencuci piring saat pagi hari. Hampir saja aku lupa. Saat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 09:00 aku bergegas mandi, makan, mengganti pakaian. Aku langsung mencomot sekenanya asal terlihat seidikit rapih, kemeja biru lengan panjang, celana kulot berwarna cream, jilbab segi empat berwarna abu-abu muda. Aku hanya memoleskan bedak mask tipis, kemudian menyapukan lipstick warna red wine tipis ke bibir pucatku. sudah cukup, tas ransel berwarna merah hati melengkapi outfit of the day for me. Oya, aku belum bilang tujuanku. Jadi, setelah selesai membereskan pekerjaan rumah aku pergi ke kampus B UNAIR untuk mengikuti tes TOEFL. Oke, aku tahu kalian pasti kaget. Aku saja merasa malu sebenarnya belum lulus tes TOEFL. Yasudahlah, daripada aku merasa minder terus lebih baik aku berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bisa lulus. Beberapa minggu sebelumnya aku sudah belajar dan latihan soal-soal. Jadi, wish me luck! Semoga aku lulus! aamiin... hehehe

"waktu telah habis" suara operator dari speaker terdengar. Tanda bahwa waktu tes berakhir dan peserta berhenti mengerjakan. Soal dan jawaban test di tinggal di meja tempat mengerjakan masing-masing, lalu peserta harus segera meninggalkan ruangan. Aku bergegas menuju parkiran dan pulang ke rumah. Sesampainya dirumah jam dinding menunjukkan pukul 13:15. Aku melihat ibu, ayah dan adik sedang menonton televisi. "bagaimana testnya?" tanya Ayah
"Alhamdulillah lancar" jawabku singkat. Aku bergegas mengambil air wudhu, dan segera melakukan shalat dhuhur. 
"hoaaammm..." ku tutup mulutku. Aku rapikan kembali mukenaku. Sejenak aku rebahkan punggungku di kasur. "nyamannyaaa" batinku. Tapi aku tidak boleh tidur, aku masih ada tanggungan cuci baju. Aku harus segera menyelesaikannya sebelum semakin sore. Jam menunjukkan pukul 14.00. oke, sudah cukup istirahatnya. 

Singkat cerita, aku selesai mencuci pukul 16:00. 
"Akhirnyaaa... selesaai" batinku riang. Sebenarnya aktivitasku tidak hanya itu. Aku akan pergi mendatangi acara HIMAFI ANNYVERSARY. Yups, Himpunan Mahasiswa Fisika mengadakan acara ulang tahun himpunan yang sudah berusia 35 th. Rasanya aku tidak sabar datang, bagimana rasanya mengikuti acara himpunan sebagai tamu. Karena jujur, sebelumnyaaku adalah pengurus Himpunan dan aku selalu sebagai panitia yang repot mengurus ini itu tanpa menikmati acara secara penuh. Tahun lalu, aku sebagai MC di acara yang sama. it's the first time for me, bener-bener merasa grogi dan demam panggung banget. But, i'm so happy, itu benar-benar pengalaman baru yang sangat seru, berkesan dan menyenangkan. 

Aku tidak berangkat sendirian, aku pergi bersama teman seangkatanku namanya Sienny. Biasanya dia adalah partnerku untuk pergi-pergi ke acara-acara kampus. Dan dulu sering banget satu kelas sama dia, jadi cukup dekat sejak awal kuliah sampai sekarang. hehehe

Pukul 18:00 pas, sampai di lokasi. Dan sangat-sangat terkejut. Sangat ramai sekali, sampai-sampi susah untuk memilih jalan ke Hall tempat acara diselenggarakan. Ternyata, di dekat Hall ada acara Gebyar Honda. Jadi, semua pengunjung mall menunggu dengan penuh harap semoga nama mereka dipanggil dan mendapatkan hadiah mobil. Tempat Hall acarapun juga digunakan pengunjung mall untuk duduk dan menunggu. 
"kita acaranya bebas sampai nanti sekitar jam setengah 7 an. Karena acara ini akan selesai pukul set7" kata temanku yang tidak sengaja kami temui di luar hall. akhirnya, aku pergi melaksanakan shalat maghrib terlebih dahulu. 

akhirnya, pukul 19:00 acara Himafi Anniversery dimulai kembali. 
"hiye, akhirnya kita kembali ke acara kita... acara selanjutnya adalah game" seketika MC menguasai seluruh ruangan. 
Tapi, aku merasa bahwa MC-nya kurang greget. Jadi, masih kelihatan kaku gitulo. 
"Eh, aku dulu juga gitu sih. Aku dulu juga kaku dan garing" batinku tidak jadi menghujat.
Si MC menyampaikan, bahwa acara selanjutnya adalah sharing dengan alumni dan dosen muda di Fisika Bu Septi. Nah, disini beliau menyampaikan bahwa ada perbedaan antara mahasiswa yang dulu dengan yang sekarang. Kalau Mahasiswa dulu itu nakal-nakal, tapi dengan Dosen bisa erat hubungannya. Sedangkan yang sekarang kebalikannya. Banyak Mahasiswa yang dalam hal kuliah tidak nakal, tapi dengan Dosen seperti ada jarak alias tidak dekat seperti dulu di zamannya beliau. Beliau mengharapkan para Mahasiswa sering datang ke dosen menyampaikan sesuatu hal atau menyakan hal-hal yang mereka tidak paham dan melakukan diskusi bersama-sama."Dosen-Dosen juga merasa sangat senang jika ada mahasiswanya yang datang dan bertanya tentang sesuatu hal. Diskusi bareng-bareng, seperti itu". Jelas Bu Septi

Sharing yang selanjutnya disampaikan oleh alumni yang dulu s1 di Fisika, dan sekarang mengambil s2 jurusan teknobiomedik di UNAIR juga. Aku mau nyebutin nama alumnininya, tapi aku lupa. sumpah, maaf ya aku lupa beneran. besok kalo inget deh aku edit hehe
Mas alumni ini menyampaikan kalau, kegiatan himpunan itu tidak melulu yang terstruktur (biasanya dilakukan) tapi hal-hal spontan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Misalnya, memberikan bimbingan belajar gratis bagi anak-anak di lingkungan sekitar UNAIR yang mengalami kesulitan dalam belajar dan kesulitan dana. Atau mungkin membantu para korban bencana alam seperti di Lombok. Dan perlu melakukan kegiatan camp bersama alumni, agar apa-apa yang diperlukan bisa dibantu oleh alumni dan mencari solusi bersama-sama. Kurang lebih hasil sharingnya adalah seperti itu.

Kemudian MC mengajak bermain game rangkai kata. Ya kalian pasti tahu semua lah permainannya seperti apa. Misalnya, orang yang pertama menyebutkan kata "Aku", kemudian orang yang berada disampingnya menambahkan kata lain yang harus nyambung dengan kata sebelumnya. Begitupun seterusnya sesuai urutan sampai ada yang salah atau tidak nyambung susunan katanya.
Permainan lancar sampai akhirnya, pada saat mik bergeser ke Rizaldi terjadi kesalahan. Ia bingung menyusun kata dari awal, sehingga ia dipanggil maju ke panggung dan mendapatkan "hadiah" dari MC. Aku kira hadiahnya apaa gitu ya, eh ternyata malah disuruh menceritakan pengalaman terkonyol dalam hidup. hmmmm...
Dan aku gak paham sama cerita dari si Rizaldi ini, gak jelas suaranya dari tempat aku duduk. hihihi
Permainan ke dua, dan kali ini yang kena giliran maju ke panggung adalah presiden HIMAFI periode 2014-2015. Mas Feisal GW, berbeda dengan Rizaldi yang mendapat hadiah menceritakan hal terkonyol dalam hidupnya. Kini Mas Feisal justru tidak menceritakan hal konyol, tapi malah menguasai acara. Secara mas Feisal ini dulu setahuku jago banget kalo jadi MC. Jadi, si MC yang sekarang malah diajarin cara nge-MC yang bener tuh kek gimana. LOL. Di lanjut dengan orasi sekilas dan intinya yang aku tangkep adalah mas Feisal menyanggah hasil sharing dengan alumni dan Bu Septi. 

Di ujung acara, ada penampilan dari alumni angkatan 1998. Lagi-lagi aku lupa namanya pak siapa. hmmmm... (gininih kalo nulis ditunda-tunda). -_-
Beliau menyanyikan lagu-lagu POP Indonesia, diiringi musik bass, drum dan gitar bersama kawan-kawannya. Sangat seru, kami semua bernyanyi bersama-sama. Disela-sela iringan lagu, kita (fisika angkatan 15) foto bersama di spot foto yang telah disediakan.

Pukul 21:00 tepat, aku keluar dari hall.
Dan hal mengejutkan terjadi, ban sepeda motor ue gembos segembos-gembosnya. Akhirnya, ue harus cari tukang tambal ban dulu buat isi angin. Untungnya, di dekat BG Junction ada tukang tambal ban yang masih buka. And thaan... ue cabs. Sampai rumah jam 22:30 pas.
Oke, sekian dulu kisah  HIMAFI  Anniversary nya.
Bye.

Jumat, 24 Agustus 2018

Mengusir Penat

Hai semua, kali ini bukan puisi-puisi melow yang mau aku tulis. Ini lebih ke curhat, ciyee
Jadi, ceritanya tuh beberapa minggu ini rasanya penat banget. baru 2 minggu masuk kuliah dan senin kemarin, dosen fisika modern ngasih tugas lumayan banyak dan lumayan susah. Ditambah lagi, senin depan aku quiz. What? Padahal sebelum-sebelumnya tuh gak pernah ada quiz secepat itu. Cuman apa mau dikata, yaudahlah belajar aja. Ditambah, ada tugas Agama Islam. Sebenarnya kelompokan sih, cuman entah kenapa aku merasa kepikiran terus gitu. Gimana enggak kepikiran coba, kelompok aja belum pernah kumpul, padahal tuh tugas udah dikasih waktu minggu awal masuk kuliah. It's mean udah dikasih 2 minggu buat ngerjain, tapi selama seminggu itu belum ngelakuin apa-apa? Sebenernya aku bisa aja sih santai-santai, nunggu nanti kumpul kelompok. Cuman resah aja gitu, gimana kalo saking mepetnya persiapan jadi gak bisa jawab pertanyaan-pertanyaan dari audience.Apalagi kelompokku adalah kelompok pertama yang maju buat seminar. Arrrghh... gemes gitu rasanya.
Akhirnya, aku nyari-nyari topik gitu dan mulai baca-baca, Lumayan lah sudah aa gambaran mau kek gimana isi makalah sama PPT nanti. Oke, 2 hal yang buat diriku pusing udah kelar. Next, muncul lagi  satu yang lain. Hari senin lalu juga, abis kelas Bahasa Inggris pak Abraham, itu nama Dosennya. Beliau memberikan tugas ada dua macam, tugas kelompok dan tugas Individu. Tugas individu ini membuat surat krpada orangtua dan kepada teman dengan isi yang sama, yakni meminta uang untuk biaya hidup sebagai anak kos, karena uang saku udah abis. Kemudian yang tugas kelompok adalah do practice question in unit 1 of book English yang dipake. Dan itu sangat banyak ges, percaya deh ada 100 soal. Tapi untungnya itu dikerjain kelompokan dan sekelompok isinya 8 orang. hehe 
ets, ada lagi nih yang tugas kelompokan 4-5 orang, kita disuruh buat essay about everything. tapi tetep yang berbau ilmu-ilmu sains gitu. haha yaiyalah, kuliah di fakultas Sains masak buat essay tentang politik. hmmm 


Kesibukan yang aku lakuin mungkin menurut kalian itu gak seberapa. Tapi, Rabu kemarin rasanya pengen ngelakuin hal yang bisa usir penat, selain main hp, selain baca buku, selain masak juga. Akhirnya, diriku iseng-iseng buat main instagram story. Pastinya kalian udah kenal dong sama Questiion sticker? Nah, iseng-iseng doang sih pertanyaan yang aku tulis. Pertanyaan yang aku tulis adalah "menurut kalian (girls/boys) penting gak sih seorang cewek dandan (minimal pake bedak sm lipstcik)"? and than, i'm so shocked look the answer.-lebay bet dah ah-wkwkwk 
Gak juga sih, mmm sedikit kagetlah. karena pada banyak yang kasih respon dan itu bermacam-macam pendapat. Ada yang cuman jawab "penting", "nope","penting banget","penting doong.." dan sebagainya gitu banyak. Nah, disini aku bakal sharing yang pendaatnya ngena dan aku setuju.sebenernya setuju semua si aku sama pendapatnya. Tapi aku pilih yang penyampaiannya mudah dipahami aja deh ya 
"penting, soalnya bagaimanapun makeup bukan soal menghargai diri sendiri. Tapi juga sebagai bentuk menghargai orang lain" 
Aku si yes banget sama yang ini. Kita udah sering dan udah tahu gitu kalo kita bisa merawat diri kita sendiri, tahu apa yang menjadi kekurangan dan membuatnya terlihat jauh lebih baik itu sesuat hal yang sangat menarik dan menurutku makeup itu salah satunya. Kita merasa diri ini spesial dan oleh sebab itu kita harus merawat dan menjaganya. Kalo dari kita sendiri tidak bisa menghargai diri kita dan merawat apa yang kita miliki, bagaimana orang lain bisa menghargai kita dan sebaliknya. Contohnya, kalian pergi ke acara pesta ulang tahu, atau pernikahan, terus kalian pake baju yang bagus tapi muka kalian kusam, kumus-kumus. Orang yang ngelihat itu jadi gak ada semangat-semangatnya, bikin males ngelihat. Nah, sedih banget kan kalo kita merasa diacuhkan. Jangan sampe kalian salah tempat juga. Semisal kalian dandan tebel kek ke kondangan cuman buat ke mall, ke kampus atau pergi ngelayat? Jelas bakalan terlihat berlebihan banget kalo kayak gitu. hihihi

Pendapat yang kedua 
"karena masyarakat menyebutkan kalo cewek itu harus pintar dandan. jadi itu penting" Kita hidup dilingkungan yang mayoritas masyarakatnya melihat pertama kali adalah dari penampilan dan muka. Orang yang rapih, bersih dan teratur lebih banyak yang suka ketimbang yang tidak memperhatikan penampilan, lusuh dan semaunya. Hal itu gak bisa kita pungkiri lagi ges. Apalagi dizaman milenial seperti sekarang ini, banyak sekali wanita karir. Banyak wanita-wanita hebat yang dia bisa melakukan apa yang dia inginkan, melakukan pekerjaan yang ia sukai dan mungkin banyak pekerjaan yang lebih mencari wanita. Tapi, pasti yang dicari adalah yang berpenampilan menarik. Jadi, kalo kita pintar dandan dan menjaga penampilan pasti menjadi nilai plus saat mencari pekerjaan. 

Tapiii, pasti ada juga orang yang gak suka dandan. Mungkin dia merasa percaya diri tanpa makeup sekalipun, atau mungkin berhemat karena lebih baik uangnya dipake buat beli barang yang penting ketimbang beli alat-alat makeup yang membutuhkan budged yang gak sedikit juga. Nah, kalo ketemu sama orang kayak gitu sih, menurutku birain aja lah. Toh itu, hidup-hidup dia, pilihan dia, urusan pribadinya dia. jangan ikut campur sama urusan pribadi orang. "don't judge book by cover", lebih baik kita mengenali sifat dia dan bagaimana cara dia berpikir tentang kehidupan. Dan mengambil sisi positif atau hal-hal baik dalam dirinya yang bisa menjadi koreksi buat diri kita sendiri. 

Jadi intinya bahwa makeup itu penting buat cewek. Cuman, jangan berlebihan juga. Dandan sesuai kebutuhan aja, gak usah menor-menor, dan sesuain sama budged. Minimal kalian punya bedak sama lipstick/lipbalm. Karena wajah kita jauh kelihatan lebih fresh saat pake bedak, ketimbang gak pake apaa-apa sama sekali. hehe
Oke sekian dulu ya ges cerita cara diriku mengusir penat yang gak jelas banget ini. Bye 

Rabu, 22 Agustus 2018

KECEWA 

Menginginkan sesuatu yang sudah menjadi ketentuan-Nya
Sekeras apapun kita menangis
Sebesar apapun harapan untuk memiliki sesuatu itu
akan tetap tidak bisa
Mungkin belum rezekinya
Suatu saat, pasti akan datang tepat pada waktunya
Sabarlah... bukankah Dia sudah menjanjikan kepadamu
sebuah rumah yang begitu indah ditempat yang Tak tertandingi keindahannya
jika kau mau bersabar
Jangan benci kepada-Nya
yang bisa kau lakukan adalah menerimanya
dan terus berusaha
Hidup akan terus berjalan 
Jangan gunakan waktu hidupmu hanya untuk merasa kecewa
merasa sedih, merasakan sakit
bangkit, ayo bangkit
Aku disini bersamamu 
Menemani setiap langkahmu pergi 
dan saat itu, kau tersenyum kembali 

#poem
#poemdmj