Sabtu, 22 Desember 2018




KENANGAN SATU HARI SATU MALAM YANG MENGESANKAN
BUMI PERKEMAHAN DLUNDUNG
Hai, hari ini saya akan menceritakan kepada kalian sebuah liburan singkat yang mengesankan dan memiliki kenangan yang indah di masa-masa perkuliahan saya. Saya akan menyampaikan apa yang saya lihat, yang saya dengar dan apasaja yang saya lakukan serta ada beberapa informasi yang semoga saja bermanfaat untuk kalian jika ingin mengunjungi tempat yang sama. Saya harap kalian menikmati cerita kali ini.
Liburan adalah suatu hal yang sangat dinanti-nanti bagi setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Banyaknya rutinitas yang dilakukan setiap hari yang membuat penat hingga tidak hanya badan, namun pikiranpun juga lelah. Dan saya yakin cara berlibur tiap orangpun berbeda-beda, misalnya menghabiskan waktu bersama keluarga, melakukan hobi atau keahlian yang meningkatkan mood, bertemu dan bermain dengan teman, atau travelling kesuatu tempat, seperti mendaki gunung, pergi ke pantai, atau sekedar bertenda dan menikmati udara segar. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman kuliah saya.
Pada tanggal 18 Desember 2018 pukul 13:00 kami para mahasiswa angkatan 15 berencana pergi melakukan MAKRAB JILID 2 (Malam Keakraban jilid 2). Akan tetapi ada hal yang membuat saya sedih, karena tidak semua teman-teman angkatan 15 ikut pergi MAKRAB. Hanya seperempat orang saja dari jumlah angkatan kami. Tapi, mau bagaimana lagi, tempat sudah di survei dan tenda sudah disewa. Jadi, kita sebut saja ini acara jalan-jalan liburan (hehe).
12:00 ketua angkatan, Hakam yang mengurus semua keperluan mulai dari survei tempat, makan, penyewaan tenda dan susunan acara mulai bersuara di grup LINE dan menginfokan kepada teman-teman untuk segera berkumpul. Sebenarnya ada lagi partner Hakam, yaitu Na’imah. Lagi-lagi ada yang tidak bisa ikut, dikarenakan ada urusan yang mendadak, sehingga Imah-panggilan akrabnya-memutuskan tidak jadi ikut berangkat. Dan sebenarnya ada dua orang lagi yang awalnya berencana ikut namun batal, ada Madinah dan Farid. Hakam mulai memberitahukan kepada teman-teman untuk segera berangkat ke kampus-titik kumpul-dan membayar urunan sebagai biaya sewa tenda.
12:30 saya berangkat dari rumah dan diantar oleh ayah, awalnya saya berniat membawa sepedamotor sendiri karena ada beberapa sepeda motor teman-teman cowok yang tidak kuat untuk perjalanan mendaki. Tapi, untungnya sesampainya dikampus saya mendapat kabar bahwa untuk transportasi semuanya aman. Sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 13:50, teman-teman sudah datang dan berkumpul di sebuah gazebo. Uliz, yang saat itu sebagai pengganti Imah memegang tanggung jawab sebagai bendahara. Selain mencatat siapa saja yang membayar iuran, ia juga membagi uang kepada teman-teman cowok untuk membeli bensin dengan biaya Rp 20.000,00/motor. Ohiya, hampir saja lupa, bahwa sebenarnya kita dibagi menjadi 2 tim. Tim yang pertama berangkat siang hari-pukul 13:00- dan yang kedua tim sore. Tim siangpun dibagi lagi, yakni 5 motor dan 1 mobil. Pembagian tim ini terjadi karena ada beberapa anak yang tidak bisa berangkat di siang hari, selain itu juga sebagai pembagian tugas. Tim siang sebagai pendiri tenda, sedangkan tim sore jaga-jaga apabila tim siang saat memasang tenda memerlukan sesuatu ada yang kurang. Sedangkan untuk jumlahnya, tim siang berjumlah 10 orang-5 cowok dan 5 cewek-, sedangkan tim sore berjumlah 6 orang dan untuk tim mobil berjumlah 5 orang. Sehingga, total kami semua yang berangkat adalah 21 orang.

14:00 kami berdoa bersama dan bergegas menuju lokasi, yaitu Bumi Perkemahan Dlundung, Trawas. Eits, untuk tim mobil berangkat langsung lewat sidoarjo sekalian mampir ke rumah Hanifah untuk mengambil selimut (ayaay wae ini Ipeh alias Hanifah). Sebelumnya, kami (tim siang) mengambil tenda di daerah pondok candra. Harga tenda yang kami sewa Rp 25.000/tenda, satu tenda dapat berisikan 3-4 orang dengan matras yang digunakan 3. Tenda yang kami sewa berbentuk setengah lingkaran, seperti berikut ini :

Harapan kami setelah berdoa adalah semuanya dilancarkan dan tidak ada kendala. Hmmm, tapi sepertinya semesta berkehendak lain. Kejadian pertama adalah saat perjalanan menuju penyewaan tenda. Motor Klau, Rosit dan saya terpisah dengan Hakam dan Ivan. Padahal, Hakam dan Ivan sebelumnya berbelok sebelum sampai di gapura POCAN (Pondok Candra). Mungkin kami terlalu fokus menuju ke lokasi dan tidak memperhatikan motor Hakam. Akhirnya kami putar balik menyusul Hakam dan temna-teman yang lain. Selesai sudah kami mempersiapkan tenda yang akan dibawa, kami melanjutkan perjalanan. Karena jumlah tenda dan matras yang dibawa lebih banyak daripada jumlah motor, alhasil satu motor berisi 2-3 tenda atau 2 tenda dan satu matras-seperti saya. Cara membawanya pun kebingungan, ada yang di pangku ada yang di slempangkan dan untuk motor metik diletakkan di bagian depan dan ditindih dengan tas. Dan hal ini membuat Fatoni, sopir saya saat itu sedikit kesulitan. Bagaimana tidak, kami membawa 2 tenda bagian depan dan 3 matras yang dijadikan satu (tampak membumbung besar) yang saat itu saya pangku bagian tengah bangku motor. Baru saja berjalan menjauh dari rumah penyewaan, tenda yang kami bawa bergeser dan hampir jatuh. Akhirnya, kami berhenti dan membenarkan posisinya sekaligus memastikan agar tidak jatuh lagi. Saya saat itu ikut membantu Fatoni, matras dan jaket-yang saat itu tidak saya pakai-saya taruh di bangku belakang. Selesai membantu, saya kembali naik dan-tidak sadar-hanya membenarkan matras. Saya melupakan jaket saya, dan baru menyadari itu dijarak sekitar 1km dari tempat berhenti tadi. Mau tidak mau saya meminta Fatoni putar balik dan mencari ditempat tadi, awalnya kami sedikit kesulitan mengingat tempatnya. Tapi setelah kami mencari selama kurang lebih 10 menit ketemu dan benar dugaan saya, jaket saya jatuh dan untungnya tidak ada yang mengambil. Jaket itu sangat berharga, karena itu adalah jaket pemberian dari ibu saya. Kemudian kami lanjut perjalanan dan menyusul teman-teman. Fatoni menyarankan melewati jalan yang berbeda dengan teman-teman yang lain-lewat Sidoarjo-, sedangkan teman-teman yang lain putar ke arah CITO. Selama perjalanan saya selalu mengecek LINE dan membaca pesan masuk dari temna-teman. Saya mendapat kabar bahwa tim mobil sudah sampai di Mojosari-POM BBM-dan tim motor yang duluan tadi masih di daerah Trosobo. Dan lagi-lagi ada musibah, motor yang ditumpangi Hakam dan Uliz bannya bocor. Dan ada cerita lucu lain dari helm Fitri yang saat itu dibonceng Klau pecah bagian penutupnya terlindas motor. Awal mulanya, saat Fitri duduk diatas motor, ia meletakkan helm di bagian depan motor Klau, kemudian menindihnya dengan tas dan digunakan tangannya untuk berpangku sambil mengecek LINE. Katanya baru saja ia mau membalas LINE tiba-tiba helmnya menggelinding ke arah jalan dan “BRAK!!” suara benturan motor dengan helm Fitri, yang akhirnya membelah bagian kacanya.


Sampai akhirnya saya dan Fatoni memutuskan langsung menuju Mojosari dan bertemu dengan teman-teman tim mobil sekaligus mengisi bensin. Sampai akhirnya kami tiba di Mojosari dan bertemu dengan kawan-kawan, lumayan melemaskan punggung dan kaki yang ditekuk lama. 
“eh, nanti gimana kalo lewat yang hutan-hutan. Sama-sama jauhe, sekalian anak-anak pengen foto-foto dulu” celetuk Willy (yang memiliki mobil)
“aku sih terserah, asal otong tahu mah aku ikut aja” sahutku. Otong yang kumaksud adalah Fatoni. Hehe
Seusai Fatoni mengisi bensin dan mengiyakan ajakan Willy, kami berngkat lagi dan tak lama tim motor yang lain juga menyusul. Kami berhenti di Masjid daerah Mojosari untuk melakukan ibadah shalat Ashar. 
17:00 kami melanjutkan perjalanan dan saya pikir sudah tidak ada masalah lagi. Ternyata motor Klau dan Fitum tidak terlihat. Sampai akhirnya saya melihat chat Fitum-alias Fitri-menanyakan kami dimana, karena ia dan Klau tertinggal. Teman-teman yang lain tidak ada yang merespon, sehingga saya mengirimkan lokasi kepada Fitum. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Disisi kiri terdapat gunung Arjuna beridiri tinggi menjulang, di depan terlihat barisan pegunungan dan hawa dingin nan sejuk.
17:50 kami sudah sampai di bumi perkemahan. Hakam dan Rosit memeriksa tempat yang memungkinkan untuk mendirikan tenda, karena tempatnya ternyata sudah ramai dan hampir penuh untuk tempat-tempat yang strategis. Sembari menunggu kabar dari Hakam, kami berfoto-foto. 



18:00 Hakam dan Rosit kembali.
“kita dirikan tenda disini saja” Hakam menunjuk ketempat yang berpalang dengan tulisan Ground J. “rame dan penuh semua soale tempatnya”
Akhirnya, kami bergegas mengeluarkan tenda dan matras-yang tadi saat di Mojosari kita pindahkan kedalam mobil-dan memasukkan helm-helm. Selanjutnya kami mendirikan tenda bersama-sama, dan bergantian melakukan shalat maghrib di sebuah gubuk. Saat itulah awal pertama merasakan airnya, sangat dingin dan segar. Melepas rasa lelah setelah perjalanan yang seharusnya hanya 2 jam menjadi 4 jam. (hahaha)
19:30 semua tenda sudah berdiri dan semua sudah menempati tenda yang diinginkan. Usai menata matras dan memasukkan barang bawaan kedalam tenda, kami pergi mencari makan. Oiya, disana banyak sekali stand makanan dan minuman dengan berbagai jenis. Ada bakso, pop mie, mie goreng dan masih banyak lagi. Waktu itu kami memesan mie instan, ada yang kuah dan goreng. Sedangkan saya sendiri saya memesan mie soto dengan tambahan cabai. Rasanya nikmat sekali ditempat yang berudara dingin sembari makan makanan yang berkuah dan pedas. Di sela-sela menunggu pesanan kami bercerita hal-hal menarik. Dan bahkan Klau sempat memberikan kami sebuah kuliah singkat tentang power bank (PB) dan charger yang sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan kami. Selain itu ada cerita menarik lainnya, yaitu dari Fitum. Ia menceritakan hal lucu saat ia tertinggal tadi. 
“tadi itu pas dijalan, om Klau bilang. Tum tum ada cewek cantik tum. Padahal aku lo gak lihat orangnya” (om Klau = Klau. Dipanggil om karena usianya terpaut jauh dengan kami.)
“hehehe. Tadi pas dijalan fitum ini juga narik-narik jaketku semakin lama semakin kuat sampe kepalaku ikut ke belakang saking takutnya dia” sambil menirukan gaya fitum menarik dan menunjukkan mimik muka tercekik. Jika kalian lihat mimik mukanya pasti kalian tertawa. 
“terus baru dilepasin pas aku bilang, tum tum jangan tarik-tarik tum, lepasin jaketku tum” lanjut om Klau disusul dengan tawa kami bersama. 
20:30 kami kembali menuju tenda dan menyiapkan kayu bakar untuk acara api unggun. Dan tiba-tiba tim sore sudah datang dan akhirnya kami api unggunan bersama-sama. Sayangnya, apinya tidak bisa menyala lama karena kayu yang digunakan basah. Dan bahan bakar yang kami gunakan terbatas, kami menggunakan bensin kendaraan teman-teman bukannya minyak tanah. Karena untuk beli minyak tanah itupun harus turun dan jauh jaraknya. Jadi, ada yang bagian menjaga agar apinya agar tetap menyala dan yang lainnya menyanyi bersama. Ada beberapa lagu yang kami nyanyikan, yakni ada lagu Sellow by Wahyu, lagu dangdut, dan request dari om Klau Tinggal Kenangan by Gaby. Sampai akhirnya kami bosan dan memutuskan bermain Truth or Dare (TOD), maunya sih saya tidak ikut. Tapi semua yang cewek harus ikut. Huwaaa, akhirnya saya terpaksa ikut dan mengikuti aturan main mereka. Dan benar dugaan saya, siapapun yang kena harus memilih Truth (Kejujuran) dan harus menjawab dengan jujur apapun pertanyaannya. Saya tidak berhak menceritakan disini. Karena saya ingin menghargai privasi mereka, walaupun ¼ dari angkatan kami sudah tahu. (Wkwkwk) Sampai akhirnya tiba bagian saya, dan saya sudah yakin memilih dare. Dan saya berharap darenya disuruh kenalan dengan pengunjung lain, selfie dimana atau ngapain gitu. Eh, ternyata pada meminta saya mengatakan unek-unek kepada teman satu angkatan yang mungkin selama berteman ada masalah atau sesuatu dipendam. “what the hell man?” batin saya. Padahal siapapun yang kena saya tidak pernah ikut campur dan tidak ikut menanyakan urusan pribadi mereka seperti yang lain. But, apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Ternyata teman-teman saya sedang ganas semua. Sampai akhirnya mereka menyerah karena elakan saya yang mengatakan tidak ada unek-unek yang perlu disampaikan. Dan mereka menggantinya dengan menyuruh saya menyampaikan kesan untuk teman-teman semuanya. Dan saya menyampaikan yang intinya saya menyukai dan menyayangi mereka dengan keberagaman mereka. 

00:30 semua sudah merasa lelah dan mengantuk, akhirnya mereka kembali kedalam tenda. Namun beberapa masih ditempat dan ganti sesi curhat dengan Dikcy. Oiya, Dicky yang memandu acara game Truth or Dare-nya. Saat itu saya tidak ikut nimbrung, saya malah fokus ke langit-langit yang saat itu sangat indah sekali. Ada  banyak bintang di sekitar bulan yang sedang bercahaya terang (tidak bulat sempurna). Mendengarkan suara-suara jangkrik yang bersahutan, hawa dingin yang mulai menusuk tulang. Oiya aku ada tips buat kalian biar gak merasa terlalu kedinginan. Usahakan sebelum menjelang malam jangan terlalu sering pakai jaket, tujuannya agar membiasakan suhu tubuh kalian dengan lingkungan. Lakukan aktivitas jangan diam saja, karena pada saat kita melakukan aktivitas tubuh kita mengeluarkan energi yang menimbulkan efek hangat seperti jalan kaki. Sehingga, pada saat malam hari yang rata-rata suhunya semakin naik kalian bisa memakai jaket dan merasa lebih hangat. Daripada dari awal datang sampai malam memakai jaket.atau bila perlu membawa minyak kayu putih. (hehehew)
02:00 setelah lelah mendengarkan ceramah dan sharing bersama Dicky, saya dan teman setenda saya (Fitri, Anis, dan Delly) masuk ke dalam tenda. 
04:47 alarm saya terbangun gara-gara alarm Fitri yang tepat berada ditelinga kanan saya. Saya bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh. Saat keluar dinginnya MasyaAllah sekali, sampai-sampai bulu kuduk saya berdiri. Ditambah saat kena air langsung gemetar tangan dan kaki saya, bahkan saat shalatpun bergetar. (Hihi) Usai shalat saya pergi ke toilet dengan Anis dan pergi berjalan-jalan di area sekitar perkemahan. 
07:00 semua sudah bangun dan berfoto-foto diarea sekitar tenda, kecuali Dikcy, Rosit dan Wasyiul yang masih molor (katanya sih mereka baru tidur jam 3, kalau Wasyiul bangun pas habis shalat subuh habis itu tidur lagi). 





Kita sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan ke air terjun dlundung. Uliz dan Hakam membeli kan kami nasi bungkus berisi nasi campur lauk bali telur dan tahu, dadar jagung, tumis tahu, kering tempe dan mie. Kami semua menikmati makanan dengan lahap dan tidak menyisakan apapun di kertas minyaknya. (eaaa lebay..)

(Foto saat makan)
Sekitar pukul 08:00, kami melakukan perjalanan menuju ke air terjun dlundung. Jarak air terjun dengan tempat perkemahan tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekalian olah raga. Di antara tempat perkemahan dan air terjun terdapat sebuah taman yang indah dan instagramable banget. Sayangnya kami tidak ada yang berminat untuk pergi kesana. 



Dan akhirnya, tibalah kami di air terjun dlundung. Air terjunnya tidak jauh dari pintu masuk, melalui beberapa anak tangga dan sedikit jalan menanjak dengan cat warna-warni pada bagian jalan, terdapat peringatan untuk menjaga kebersihan dan membuang sampah sembarangan. Dan menurut saya tempatnya bersih dan terjaga. Air terjunnya sendiri debitnya cukup deras dan pengunjung dilarang mandi dibawahnya. Ketinggian air terjunnya sendiri kira-kira 15m dengan 3 bagian undakan. Undakan yang pertama tepat air terjun, undakan kedua sedikit lebih lebar dengan air yang lebih tenang terletak disamping dan terdapat bangku kayu yang biasanya digunakan sebagai spot foto. Sisi kanannya lagi terdapat undakan tiga yang lebih rendah dan timbul air terjun kecil namun bagus juga untuk dijadikan spot foto. Air-nya dingin dan jernih, sangat segar saat digunakan untuk cuci muka. Kami pun mengabadikan momen sebanyak-banyaknya disini. Ada yang selfie, foto bareng dan ada juga foto candid. 

09:30 kami kembali ke perkemahan. Tapi tiba-tiba saya dan Fitum pengen beli pentol cilok.  Akhirnya kami beli 5000 untuk berdua,  kemudian kami makan bersama di banku dekat taman kelinci.  Kebetulan disamping kami ada seorang ibu,  kemudian kami mengajak beliau berbincang bincang.  Ternyata beliau berasal dari gresik dan sedang loburan bersama keluarga.  Dipertengahan kami ngobrol saya baru teringat,  jaket saya tertinggal di air terjun.  Akhirnya saya dam Fitum kembali untuk mengambil dan Untungnyaa tidak ada yang mengambil.  Entahlah apa yang terjadi pada saya saat itu saya sangat teledor sekali,  dan baru pertama kali itu saya liburan dan teledor,  padahal sebelumnya tidak pernah sekalipun
Waktu masih terlalu pagi saat kami kembali,  sedangkan kami rencana pulang masih jam 13:00. Sehingga,  kami semua tidur tapi saya adalah tipe orang yang sulit tidur saat pagi ditambah itu momen liburan, tidak biasa saya seperti yang lainnya. 
Akhirnya tiba waktunya kami pulang,  kami melipat tenda dan shalat dhuhur,  lalu barulah kami pulang.  Kami semua sangat bersyukur dan bahagia bisa liburan bersama disela-sela kesibukan kami menyusun proposal dan skripsi.  Setelah ini kami akan disibukkan dengan penelitian dan mulai fokus mengerjakan skripsi.  Liburan singkat yang menyenangkan. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar